PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DARI SEGI TOTAL SAHAM, JUMLAH PEMEGANG SAHAM DAN UKURAN PERUSAHAAN DARI SEGI TOTAL AKTIVA TERHADAP LUAS UNGKAPAN WAJIB (MANDATORY DISCLOSURE) LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN REAL ESTATE GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2007
Armaini Akhirson1
Risma Ulfani2
1Perdep C1 No. 14 Depok
2Bina Karya No.16 Pondok Kopi Jakarta Timur
1Email : armainiakhirson@yahoo.com
2Email : fanisa_yuppy@yahoo.com
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Risma Ulfani2
1Perdep C1 No. 14 Depok
2Bina Karya No.16 Pondok Kopi Jakarta Timur
1Email : armainiakhirson@yahoo.com
2Email : fanisa_yuppy@yahoo.com
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva berpengaruh terhadap luas ungkapan wajib (mandatory disclosure) laporan tahunan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 30 perusahaan yang bergerak dalam bidang real estate. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS. Pengujian data yang digunakan untuk regresi linear berganda yaitu uji asumsi klasik. Hasil yang didapat dalam penelitian ini bahwa ukuran perusahaan dari segi total saham dan jumlah pemegang saham berpengaruh signifikan terhadap mandatory disclosure. Sedangkan ukuran perusahaan dari segi total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap mandatory disclosure.
Kata kunci :Ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham, Ukuran perusahaan dari segi total aktiva dan Mandatory Disclosure.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Umumnya suatu perusahaan memerlukan tambahan dana untuk pengembangan perusahaannya. Tambahan dana ini dapat berasal dari dalam perusahaan (sumber intern) maupun menarik modal dari luar perusahaan (sumber ekstern). Sumber dana dari dalam perusahaan adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning) dan penjualan aset perusahaan (sales of assets). Sedangkan sumber dana dari luar perusahaan atau sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik seperti setoran modal pemilik, penerbitan obligasi, penjualan saham kepada masyarakat, dan pinjaman bank atau kreditur. Untuk memperoleh tambahan dana tersebut maka perusahaan harus menyajikan suatu laporan yang disebut dengan laporan keuangan dan laporan tahunan.
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Dan laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan tahunan merupakan media bagi manajemen perusahaan untuk memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan merupakan sarana pertanggungjawaban kepada publik atas sumber daya yang dikelolanya. Karena dari laporan keuangan dan laporan tahunan secara langsung maupun tidak langsung dapat digunakan untuk melihat kondisi dari perusahaan itu sendiri. Dan bagi perusahaan yang akan go public dan yang sudah go public diwajibkan membuat laporan tahunan dan dipublikasikan untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait karena dengan adanya publikasi tersebut maka akan menguntungkan perusahaan tersebut.
Keterbukaan atau Transparansi atas laporan tahunan tersebut dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) yang merupakan bagian yang menentukan dalam meningkatkan kualitas informasi keuangan. Informasi dalam laporan tahunan terdiri dari informasi yang bersifat wajib (mandatory) dan bersifat sukarela (voluntary). Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan tahunan perusahaan adalah investor dan calon investor, kreditor dan calon kreditor, analis sekuritas, pemerintah, serikat kerja, pemasok, pelanggan dan masyarakat. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEI). Penulis tertarik dengan topik mandatory disclosure, yaitu pengungkapan yang diwajibkan dan telah diatur oleh BAPEPAM sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM yaitu KEP-134/BL/2006 Tanggal 07 Desember 2006. Disclosure laporan tahunan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham, leverage, penempatan asset, perusahaan audit, listing status, minority interest, umur perusahaan, status direktur dan jumlah pemegang saham. Penulis ingin meneliti apakah ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan laporan tahunan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva terhadap luas ungkapan wajib laporan tahunan.
LANDASAN TEORI
Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi atau laporan yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode dan selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan (Darsono dan Ashari. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI. 2005).
Pengungkapan atau Disclosure adalah mengkomunikasikan atau menjelaskan tentang posisi dan kondisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak eksternal atau pengguna laporan keuangan. Dan dibawah ini beberapa pengertian dari Pengungkapan atau Disclosure, yaitu :
Secara Konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Sedangkan secara teknis pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan (Suwardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2005).
Pengungkapan berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui statement keuangan utama (Suwardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2005).Masalah teoritis pengungkapan dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan berikut ini :a) Untuk siapa informasi diungkapkan ?b) Mengapa pengungkapan harus dilakukan ?c) Seberapa banyak dan informasi apa yang harus diungkapkan ?
Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan yang diwajibkan dan telah diatur oleh BAPEPAM sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM yaitu KEP-134/BL/2006 Tanggal 07 Desember 2006 atau pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya.
Ukuran Perusahaan Dari Segi Total Saham
Ukuran perusahaan dari segi total saham dilihat dari kapitalisasi market yang berasal dari total saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Karena perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Menurut Ang (1997) dalam Haryanto dan Ira Yunita (Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estat. Jurnal Wahana Akuntansi. Vol. 3. 2008) Pengelompokkan pasar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1) Kapitalisasi besar
Saham berkapitalisasi besar merupakan saham-saham yang dinilai kapitalisasi pasarnya lebih besar atau sampai dengan Rp 5 triliyun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis pertama
2) Kapitalisasi sedang
Saham berkapitalisasi sedang merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya berkisar antara Rp 1 triliyun sampai dengan Rp 5 triliun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis kedua.
3) Kapitalisasi Kecil
Saham berkapitalisasi kecil merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya kurang dari Rp 1 triliyun. Saham berkapitalisasi kecil ini disebut juga saham lapis tiga.
Jumlah Pemegang Saham
Kepemilikan saham merujuk apada kekuasaan untuk melakukan kontrol dalam suatu perusahaan yang berimplikasi adanya kapasitas untuk menentukan kebijakan dan tindakan pada perusahaan dan menurut Berle dan Means (Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan Dan Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009) Ada empat (4) tipe untuk mengukur kontrol dengan prosentase kepemilikan saham dari individu atau kelompok pemegang saham, yaitu :
1) Private ownership control (> 80%)
2) Majority control (50%-80%)
3) Minorty control (20%-50%)
4) Management control
Persentase kepemilikan saham adalah persentase jumlah lembar saham yang dimiliki oleh seorang investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar. Persentase kepemilikan saham terbagi menjadi tiga (tiga), yaitu : (Zaki Baridwan. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2004)
1) Persentase pemilikan kurang dari 20%
Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% maka dipandang investor tersebut tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki.
2) Persentase pemilikan 20%-50%
Pemegang saham yang kepemilikannya sebesar 20% sampai 50% dari seluruh saham yang beredar pada saat menerima deviden maka deviden yang diterima dikurangi saldo rekening investasi saham.
3) Persentase pemilikan lebih dari 50%
Jika pemilikan saham investor lebih dari 50% dari seluruh saham beredar, maka perusahaan investor disebut induk perusahaan.
Ukuran Perusahaan Dari Segi Total Aktiva
Ukuran perusahaan dari segi total aktiva dilihat dari segi total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut karena perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Sedangkan pada perusahaan kecil yang memiliki sumber daya yang kecil sehingga perusahaan tidak mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap
Metode Penelitian
Variabel ukuran perusahaan dari segi total saham diukur dengan menggunakan kapitalisasi pasar, yang diperoleh dengan mengalikan harga saham per 31 Desember dengan jumlah saham yang beredar. (Haryanto dan Ira Yunita. Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estat. Jurnal Wahana Akuntansi. Vol. 3. 2008)
Variabel jumlah pemegang saham diukur dari total jumlah pemegang saham
Dan variabel ukuran perusahaan dari segi total aktiva dilihat dari segi total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut (Ardi Murdoko Sudarmadji & Lana Sularto (Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. PESAT. Vol. 2. 2007).
Luas ungkapan wajib merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah item-item mandatory disclosure sesuai dengan peraturan BAPEPAM yaitu KEP-134/BL/2006 Tanggal 07 Desember 2006. Indeks pengungkapan untuk setiap perusahaan sampel diperoleh dengan cara sebagai berikut ini :
A. Memberikan skor pada bagian pertama dari label pengungkapan, dengan skor maksimum 3 untuk pemberian informasi yang lebih terinci disertai dengan penjelasan data kuantitatif yang mendukung.
B. Memberikan skor 2 untuk setiap pengungkapan data pada bagian kedua dari tabel pengungkapan yaitu informasi nonkeuangan.
C. Memberikan skor 2 untuk setiap pengungkapan data pada bagian ketiga dari tabel pengungkapan yaitu informasi nonkeuangan.
D. Memberikan skor pada bagian keempat dari label pengungkapan, dengan skor maksimum 2 untuk pemberian informasi yang lebih terinci disertai gambar, label, diagram atau penjelasan lain secara kuantitatif.
E. Memberikan skor pada bagian kelima dari label pengungkapan, dengan skor maksimum 3 untuk pemberian informasi yang lebih terinci, penjelasan data kuantitatif, label, diagram dan gambar.
F. Memberikan skor 2 untuk setiap pengungkapan data pada bagian keenam dari tabel pengungkapan yaitu informasi nonkeuangan dan penjelasan lebih terinci.
G. Menghitung skor total yang diperoleh setiap perusahaan sampel, yaitu dengan menjumlahkan setiap skor yang di dapat untuk setiap item pengungkapan pada bagian pertama sampai dengan bagian keenam. Skor maksimum yang dicapai dan pengungkapan item-item tersebut adalah 215.
Jumlah skor yang dipenuhi
Indeks =
Jumlah skor maksimal
Metode Pengumpulan Data Atau Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data untuk menentukan skor mandatory disclosure, ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva diperoleh dari laporan tahunan perusahaan tahun 2007. Laporan tahunan yang digunakan ialah laporan tahunan perusahaan real estate yang terdaftar di BEI. Selain itu laporan yang digunakan ialah laporan keuangan perusahaan yang memiliki tahun buku yang berakhir 31 Desember. Dalam pengambilan sampel digunakan metode purposive sampling.
Alat Analisis Yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda, karena terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen. Persamaan dirumuskan sebagai berikut.
DIS = β0 + β1 UKPUR_SA + β2 JUMPA+ β3 UKPUR_AK + ε
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Variabel Dependen Dan Independen
Variabel dependen luas mandatory disclosure dinyatakan dalam indeks, dilakukan dengan pemberian skor pada setiap item pada laporan tahunan perusahaan real estate tahun 2007. indeks diperoleh melalui jumlah skor yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan skor maksimal yaitu 215. deskripsi mengenai variabel dependen dan variabel independen dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Variabel disclosure memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0.94 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 1.00. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 0.9731. Pada variabel ukuran perusahaan dari segi total saham memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 9.42 dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 16.31. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 13.1880. Variabel jumlah pemegang saham memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 1.10 dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 2.64 Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 1.5877. Dan variabel ukuran perusahaan dari segi total aktiva memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 20.27 dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 29.99. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 26.6467.
Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan uji Kolmogrov-Smirnov Test. Asumsi normalitas dapat dipenuhi jika nilai statistik Kolmogrov-Smirnov Test di atas tingkat signifikansi tertentu. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0.05. setelah dilakukan pengujian normalitas, nilai statistik Kolmogrov-Smirnov Test masing-masing variabel di atas 0.05 sehingga asumsi normalitas terpenuhi.tabel dibawah ini menunjukkan probability value masing-masing variabel.
Tabel 2
Hasil Pengujian Normalitas Data
Variabel Sig Kesimpulan
Disclosure 0.653 Ho diterima (Data berdistribusi normal)
Ukuran perusahaan_sa 0.678 Ho diterima (Data berdistribusi normal)
Jumlah pemegang saham 0.133 Ho diterima (Data berdistribusi normal)
Ukuran perusahaan_ak 0.469 Ho diterima (Data berdistribusi normal)
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai tolerance lebih kecil 0.10. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Tabel dibawah ini menunjukkan nilai VIF dari masing-masing variabel.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel VIF Kesimpulan
Ukuran perusahaan_sa 1.228 Ho diterima (Tidak ada multikolinearitas)
Jumlah pemegang saham 1.146 Ho diterima (Tidak ada multikolinearitas)
Ukuran perusahaan_ak 1.136 Ho diterima (Tidak ada multikolinearitas)
Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Ternyata nilai DW untuk model yang digunakan berada pada daerah du